Aku si penggoda Jalan Paladium Dua.
Kerja aku adalah menunggu dia di bawah tiang lampu di Jalan Paladium Dua.
Tunggu aku adalah di waktu larutnya malam, di setiap bulan mengambang, diteduh langit kelam, diteman gugusan bintang.
Wajah ku dioles gincu merah Revlon.
Rambutku hasil dandanan salon,
Pakaianku? Usah kau tanyakan.
Pasti saja cukup untuk memikat dia yang masih perawan.
Malam ini seperti kebiasaannya aku tunggu dia di bawah tiang lampu di Jalan Paladium Dua.
Lama.
Lama sekali.
Masih tak muncul lagi.
Sehingga datangnya sang serigala, bisikkan padaku, sedarkan aku, caknakan aku, ingatkan aku.
Yang malam ini
Genap tiga puluh tahun
Sang perawanku mati.
No comments:
Post a Comment